ABSTRAK
Kepulauan Bangka Belitung khususnya Kota Pangkalpinang setiap tahunnya terjadi peningkatan lahan degradasi akibat penambangan timah. Dampak negatif kegiatan ini berupa kerusakan lingkungan juga merusak sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Kerusakan lingkungan di Pangkalpinang tidak hanya karena penambangan timah tetapi juga permasalahan limbah. Limbah yang mendominasi merupakan hasil dari limbah rumah tangga. Salah satu cara untuk memperbaiki kerusakan lahan pasca tambang dan permasalahan limbah yaitu melalui mandiri pangan dengan mengalihfungsikan lahan pasca tambang menjadi lahan pertanian dengan konsep zero weste. Kemandirian pangan dengan konsep zero weste yang dimaksud adalah penggunaan pupuk organik yang diaplikasikan pada lahan pasca tambang. Kemandirian pangan ini akan memberikan dampak positif terhadap peningkatan produktivitas pangan sebagai sumber gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mencapai kemandirian pangan dengan memanfaatkan konsep zero waste guna memperbaiki sifat lahan pasca tambang dalam meningkatkan produktivitas lahan pasca tambang pada budidaya tanaman menuju keberlanjutan pertanian di Kota Pangkalpinang. Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini yaitu dengan metode studi pustaka dari berbagai pustaka yang telah terbukti kebenarannya. Kesimpulan yang diperoleh yaitu konsep zero weste mampu menyelesaikan permasalahan limbah, perbaikan lahan pasca tambang sekaligus meningkatkan produktivitas tanaman sebagai sumber pangan, melalui pemberdayaan masyarakat dalam pengelolahan limbah rumah tangga menjadi pupuk organik. Harapannya penggunaan pupuk organik limbah rumah tangga dengan pengaplikasian di lahan pasca tambang mampu meningkatkan produktivitas hasil budidaya menuju mandiri pangan dan keberlanjutan pertanian di Kota Pangkalpinang.
ABSTRACT
Bangka Belitung Islands, especially Pangkalpinang City, see increase in land degradation every year due to tin mining. Negative impact this activity is in form of environmental damage well as damaging the physical, chemical and biological properties of soil. Environmental damage in Pangkalpinang is not only due to tin mining but also waste problems. The dominant waste is the result of household waste. One way to repair postmining land damage and waste problems is through food independence by converting post-mining land into agricultural land with a zero west concept. Food independence with the zero west concept is the use of organic fertilizer applied to post-mining land. This food independence will have a positive impact on increasing food productivity as a source of nutrition. This paper aims to achieve food independence by utilizing the zero waste concept to improve the properties of post-mining land in increasing the productivity of post-mining land in crop cultivation towards agricultural sustainability in the city of Pangkalpinang. The method used in writing this paper is the literature study method from various libraries which have been proven to be correct. The conclusion obtained is that the zero waste concept is able to solve waste problems, improve post-mining land while increasing plant productivity a food source, through empowering communities in processing household waste into organic fertilizer. It is hoped the use of household waste organic fertilizer by applying to postmining land will be able to increase productivity of cultivation products towards food independence and agricultural sustainability in Pangkalpinang City.
A R T I C L E I N F O
Article history:
Enviagro, Jurnal Pertanian dan Lingkungan
ISSN 1978-1644 1 April 2024, Vol.10 No.1 hal 1 – 43
Kata Kunci:
Lahan Pasca Tambang, Limbah, Mandiri Pangan, Pertanian, Zero Weste
Keywords:
Agriculture, Food Independence, Post-Mining Land, Waste, Zero Weste